Perkuat Dakwah Media dan Ketahanan Bangsa
Jakarta, Trenzindonesia | Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag) bekerja sama dengan Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) kembali menggelar Anugerah Syiar Ramadan 2025 di Auditorium H.M. Rasjidi, Kemenag RI, pada Jumat (23/5/2025).
Tahun ini, acara mengusung tema “Siaran Ramadan untuk Meneguhkan Ketahanan Bangsa.”
Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Abu Rokhmad, menjelaskan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi terhadap program siaran keagamaan selama bulan Ramadan yang dinilai mampu memberikan kontribusi positif bagi kehidupan beragama dan kebangsaan.
“Ajang ini menjadi momentum penting untuk menegaskan peran strategis media dalam memperkuat ketahanan bangsa melalui dakwah yang mencerahkan, mendidik, dan membangun,” ujar Abu dalam keterangannya di Jakarta, Kamis (22/5).
Abu menekankan bahwa di era digital saat ini, siaran keagamaan harus lebih dari sekadar tontonan, tetapi menjadi tuntunan yang mampu menjawab kebutuhan zaman tanpa menghilangkan esensi spiritualitas.
“Siaran yang baik akan membentuk masyarakat yang baik. Melalui Anugerah Syiar Ramadan, kami mendorong lembaga penyiaran meningkatkan kualitas siarannya,” tegasnya.
Sebagai bentuk komitmen, Kemenag telah melakukan berbagai langkah seperti pelatihan dai, penyusunan naskah khotbah tematik, pembinaan penyiar agama, serta pengiriman dai ke daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar).
Abu juga berharap agar siaran keagamaan ke depan dapat menjangkau generasi muda digital-native dengan pendekatan yang ramah, moderat, dan membangun narasi kebaikan.
“Ketahanan bangsa bukan hanya dibangun dari ekonomi dan politik, tetapi juga dari ketahanan iman dan narasi keagamaan yang kuat dan konsisten,” katanya.
Senada, Direktur Penerangan Agama Islam Kemenag, Ahmad Zayadi, menekankan bahwa Anugerah Syiar Ramadan bukan sekadar pemberian penghargaan, tetapi juga forum konsolidasi nasional antar pelaku penyiaran keagamaan.
“Setiap tahun kita tidak hanya memberi penghargaan, tapi juga memperkuat sinergi antar aktor dakwah media agar siaran Ramadan menjadi instrumen pembentuk akhlak publik,” ujar Zayadi.
Tahun ini, 21 penghargaan diberikan untuk berbagai kategori siaran, seperti ceramah, kultum, dokumenter, ILM Ramadan, serta program yang mendukung gaya hidup halal dan literasi akhlak digital. Penghargaan juga diberikan kepada tokoh dan program inspiratif dari Kemenag dan MUI.
Zayadi menambahkan bahwa Kemenag terus aktif menyelenggarakan pelatihan literasi digital dan dakwah media bagi para dai dan penyuluh agama agar mereka mampu tampil bijak di ruang digital.
“Di era ini, narasi kebaikan harus lebih viral daripada kebisingan. Kita butuh konten dakwah yang relevan, mencerahkan, dan transformatif,” tutupnya. (Da_Bon?Fjr) | Foto: istimewa