PDI Perjuangan Gelar HUT Ke-52 Secara Sederhana
Jakarta, Trenzindonesia | Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI Perjuangan) merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-52 di Sekolah Partai, Jalan Lenteng Agung Raya, Jakarta Selatan.

Perayaan berlangsung sederhana sesuai arahan Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, yang menilai kesederhanaan mencerminkan keprihatinan atas situasi bangsa saat ini.
“Saya bilang kepada Sekjen, udahlah kita ini sedang prihatin, tidak usah ramai-ramai,” ujar Megawati dalam sambutannya.

Acara ini dihadiri sejumlah tokoh penting partai, termasuk Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, Prananda Prabowo, Sekjen Hasto Kristiyanto, Ketua Bidang Ideologi dan Kaderisasi Djarot Saiful Hidayat, serta anggota DPR RI terpilih Once Mekel dan Adian Napitupulu. Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta terpilih, Pramono Anung dan Rano Karno, juga hadir dalam acara ini.

Dalam pidato politiknya, Megawati menyinggung isu kepemimpinan menjelang Kongres VI PDI Perjuangan. Ia mengingatkan bahwa partai telah melalui berbagai ujian sejak Orde Baru dan meminta kader untuk menjaga soliditas.
“Kalau saya tidak mau jadi Ketua Umum, ada pihak-pihak yang diam-diam mengincar posisi ini. Tapi kalau saya bersedia, kader harus solid dan memiliki semangat yang sama,” tegasnya.
Megawati juga mengapresiasi Presiden Prabowo Subianto atas pencabutan TAP MPRS Nomor XXXIII/MPRS/1967 yang memulihkan nama baik Bung Karno. Ia menyampaikan rasa haru atas pengakuan hukum yang akhirnya meluruskan sejarah.
“Terima kasih kepada Presiden Prabowo dan MPR atas pencabutan TAP ini. Tuduhan terhadap Bung Karno tidak pernah terbukti dan batal demi hukum. Ini adalah momen penting untuk bangsa dan keluarga Bung Karno,” ujar Megawati.

Di sela-sela acara, politisi senior PDI Perjuangan Panda Nababan memberikan pernyataan menarik kepada awak media. Ia mengungkapkan bahwa hubungan Megawati dan Presiden Prabowo tetap baik, meski sempat terganggu oleh mantan Presiden Jokowi.
“Hubungan pribadi Bu Mega dan Pak Prabowo baik-baik saja. Yang bikin kacau itu Jokowi. Dia tidak bersikap jujur soal pilihan politiknya,” ujar Panda.
Menurutnya, Jokowi menciptakan kesalahpahaman dengan mendukung Prabowo sebagai calon presiden secara diam-diam, sehingga menimbulkan sentimen di internal partai.
Panda juga mengenang peran Megawati dan Taufik Kiemas dalam memulangkan Prabowo dari Yordania pada tahun 2000. “Hubungan baik Megawati dan Prabowo sudah terjalin lama. Sayangnya, tindakan Jokowi yang tidak jujur menciptakan jarak di antara mereka,” tambahnya.
Perayaan HUT ke-52 PDI Perjuangan bukan hanya menjadi momen refleksi atas perjalanan panjang partai, tetapi juga kesempatan untuk memperkuat soliditas internal di tengah tantangan politik. Dengan semangat kebersamaan dan penghormatan pada sejarah, PDI Perjuangan berharap dapat terus menjadi partai yang memperjuangkan kepentingan rakyat Indonesia. (IA/Fjr) | Foto: Istimewa