Jakarta, Trenzindonesia.com | Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI), Rasminto, menyampaikan pandangannya terkait pidato perdana Presiden Prabowo Subianto yang menegaskan pentingnya swasembada pangan dan energi sebagai pilar ketahanan nasional. Komitmen ini dinilai krusial dalam menjaga stabilitas dan kedaulatan Indonesia di tengah ancaman krisis global.
“Presiden Prabowo menekankan pentingnya kemandirian di sektor pangan dan energi. Ini adalah langkah strategis guna memperkuat ketahanan nasional,” ujar Rasminto dalam keterangannya. Menurutnya, inisiatif ini menjadi fondasi utama untuk melindungi negara dari dampak buruk perubahan iklim dan ketidakpastian ekonomi global.
Ketahanan Nasional Lewat Swasembada Pangan dan Energi
Rasminto menekankan bahwa swasembada pangan dan energi yang dicanangkan Presiden Prabowo akan menjadi pilar utama dalam menjaga stabilitas ekonomi dan politik. Ia menyebut bahwa ketergantungan pada impor bisa melemahkan ketahanan nasional, terutama di saat terjadi krisis global.
“Dengan kemandirian di sektor-sektor ini, Indonesia akan lebih siap menghadapi berbagai tantangan, termasuk ancaman krisis energi dan pangan yang mungkin terjadi di masa depan,” tambah Rasminto.
Revisi UU Migas untuk Kemandirian Energi
Sebagai pakar geografi politik dari Universitas Islam 45 (Unisma), Rasminto menyoroti pentingnya revisi UU Migas sebagai langkah strategis dalam mewujudkan swasembada energi. Menurutnya, pengelolaan sumber daya alam harus lebih berpihak kepada rakyat dan sejalan dengan amanat Pasal 33 UUD 1945.
“Revisi UU Migas adalah elemen penting untuk memastikan sumber daya alam yang melimpah memberikan manfaat maksimal bagi kesejahteraan rakyat,” tegasnya.
Menghindari Kutukan Sumber Daya Alam
Rasminto juga merujuk pada gagasan Presiden Prabowo dalam bukunya Paradoks Indonesia, yang mengupas fenomena ‘paradox of plenty’ atau kutukan sumber daya alam. Fenomena ini menggambarkan bahwa negara-negara yang kaya sumber daya alam, seperti minyak dan gas, seringkali justru mengalami kinerja ekonomi dan pemerintahan yang buruk.
“Kita harus memastikan bahwa Indonesia bisa menghindari kutukan ini dengan menerapkan kebijakan yang adil dan berkelanjutan,” jelas Rasminto. Ia mendukung visi Prabowo untuk menjadikan Indonesia sebagai ‘Macan Asia’, namun mengingatkan bahwa revisi kebijakan energi harus membawa manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat.
Optimisme Menuju Kemandirian Pangan dan Energi
Rasminto optimistis bahwa dengan komitmen yang kuat dari pemerintahan Prabowo, swasembada pangan dan energi bisa tercapai dalam waktu yang tidak terlalu lama. Ia percaya bahwa kebijakan yang tepat dan implementasi program yang konsisten akan membawa Indonesia menuju kemandirian dan kedaulatan yang sesungguhnya.
“Dengan dukungan kabinet Merah Putih, saya yakin Indonesia bisa mewujudkan swasembada pangan dan energi dalam waktu dekat,” pungkasnya.