Dewan Pimpinan Pusat Sekber Wartawan Indonesia (SWI) resmi menetapkan struktur kepanitiaan Musyawarah Nasional (MUNAS) 2026
Jakarta, Trenzindonesia.com | Dewan Pimpinan Pusat Sekber Wartawan Indonesia (SWI) resmi menetapkan struktur kepanitiaan Musyawarah Nasional (MUNAS) 2026, yang akan menjadi ajang strategis bagi konsolidasi organisasi dan penguatan peran wartawan dalam ekosistem pers nasional. Pengukuhan dilakukan langsung oleh Plt. Ketua Umum sekaligus Sekretaris Jenderal SWI, Herry Budiman, dalam rapat pleno DPP yang digelar di Kota Depok, Jumat (3/10/2025).
Dalam prosesi tersebut, Prof. Dr. Ir. Supiyat Natsir, M.B.A., yang juga menjabat sebagai Kepala Bidang Corporate Social Responsibility (CSR) DPP SWI, resmi ditunjuk sebagai Ketua Panitia MUNAS 2026. Ia akan didampingi oleh Imam Suwandi, S.Sos., M.I.Kom. sebagai Sekretaris Panitia, dan Riki sebagai Bendahara. Penyerahan SK disaksikan oleh jajaran Dewan Etik SWI Eddie Karsito, penasihat organisasi Tri Harsono, serta sejumlah kepala bidang yang hadir dalam forum pleno.
Momentum Konsolidasi dan Penguatan Profesionalisme Wartawan
Dalam arahannya, Herry Budiman menegaskan bahwa MUNAS 2026 akan menjadi momentum penting bagi SWI untuk memperkuat kapasitas organisasi, meningkatkan profesionalisme anggota, sekaligus menjaga marwah pers yang independen, beretika, dan konstruktif.
“SWI berkomitmen menjaga nilai-nilai jurnalistik sesuai UU Nomor 40 Tahun 1999 tentang Pers dan Kode Etik Jurnalistik (KEJ). MUNAS mendatang diharapkan melahirkan keputusan strategis yang memperkuat peran wartawan sebagai pilar demokrasi,” ujar Herry Budiman.
Ia menambahkan, semangat tersebut juga sejalan dengan Pasal 28F UUD 1945, yang menjamin hak setiap warga negara untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi. Di tengah derasnya arus informasi digital, peran SWI menjadi semakin vital dalam membina jurnalis yang profesional, kritis, dan bertanggung jawab.
Dorongan Adaptif di Era Digital

Dewan Etik SWI, melalui Eddie Karsito, menyoroti pentingnya integritas dan kualitas karya jurnalistik di tengah era digital yang penuh disinformasi. Ia menilai MUNAS 2026 perlu menjadi ruang pembaruan kebijakan agar organisasi lebih adaptif menghadapi perubahan zaman.
“Tantangan dunia pers kini bukan hanya soal kebebasan, tetapi juga tanggung jawab etis dan literasi digital. MUNAS harus melahirkan arah baru yang memperkuat etika dan profesionalisme wartawan,” ungkap Eddie.
Sementara itu, jajaran penasihat dan kepala bidang SWI menyuarakan dukungan penuh terhadap agenda MUNAS. Bidang Hukum menekankan pentingnya regulasi internal yang selaras dengan hukum nasional. Bidang Humas dan Hubungan Antar Lembaga fokus pada penguatan jejaring kemitraan, sedangkan Bidang CSR dan Pariwisata-Budaya menyiapkan program berbasis manfaat sosial dan promosi potensi lokal.
Menuju MUNAS yang Demokratis dan Visioner

Sebagai Ketua Panitia, Prof. Supiyat Natsir menegaskan bahwa MUNAS 2026 tidak sekadar forum administratif, tetapi juga ruang refleksi dan penyusunan arah kebijakan strategis organisasi ke depan.
“Tantangan dunia pers kini bukan hanya soal kebebasan, tetapi juga tanggung jawab etis dan literasi digital. MUNAS harus melahirkan arah baru yang memperkuat etika dan profesionalisme wartawan,” ungkap Eddie.
Dengan pengukuhan kepanitiaan ini, SWI menegaskan kesiapannya menghadapi MUNAS 2026 sebagai wadah demokratis, etis, dan profesional. Kiprah organisasi tetap berlandaskan pada UU Pers, UU ITE, Kode Etik Jurnalistik Dewan Pers 2023, dan UUD 1945 Pasal 28F, sebagai pijakan hukum untuk menjaga kebebasan sekaligus tanggung jawab media di Indonesia.
