Guna merayakan 20 tahun berkarya di Industri fashion tanah air, Denny Wirawan bekerjasama dengan Bakti Budaya Djarum Foundation, sukses menghelat pagelaran busana bertajuk ‘Wedari’ pada Kamis malam, (28/9), di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
Trenz News | Fashion kini menjadi salah satu industri yang memiliki peran penting dalam perkembangan ekonomi di bidang industri kreatif di Indonesia. Berdasarkan catatan Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), industri fashion menyumbang 27,9 persen terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) atau bisa dikatakan sumber penyumbang dua terbesar setelah kuliner. Hal ini membuka peluang membesarkan industri fashion yang berakar budaya Indonesia seperti batik, dapat menjadi tuan rumah di negara sendiri hingga mengharumkan nama Indonesia di kancah fashion Internasional.
Kecintaan terhadap kain tradisional Indonesia dan semangat untuk membawa wastra nusantara ke panggung fashion, menyatukan Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Denny Wirawan untuk mengangkat Batik Kudus sebagai satu warisan wastra dari pesisir Jawa Tengah, Indonesia ke panggung fashion. Melalui label Balijava, Batik Kudus yang memiliki ciri khas kehalusan dan kerumitan isen-isen ini tampil menawan dalam busana siap pakai (prêt-à-porter) dan busana siap pakai madya (prêt-à-porter deluxe).
Kolaborasi ini meraih kesuksesan pada peragaan tunggal dan perdana Balijava Batik Kudus pada September 2015 yang bertemakan “Pasar Malam” dan menuai standing applause pada Fashion Gallery New York Fashion Week 2016 yang lalu. Selanjutnya, koleksi terbaru Balijava Batik Kudus kembali hadir lewat peragaan busana bertajuk ‘Wedari’ yang dihelat semalam, di Grand Ballroom Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta.
“Wedari yang memiliki arti taman bunga ini merupakan pagelaran kolaborasi Bakti Budaya Djarum Foundation bersama Denny Wirawan yang memadukan fashion, budaya, teknologi, dan musik karya anak bangsa yang dikemas dalam sebuah pertunjukan menarik. Melalui Wedari, kami ingin menginspirasi pecinta fashion dan masyarakat umum untuk semakin mencintai budaya Indonesia mulai dari musik, tarian hingga batik. Harapan kami, semakin banyak pihak dan generasi muda yang terjun ke dunia industri kreatif, mengangkat kain Indonesia sebagai inspirasi karyanya sehingga budaya tradisional Indonesia semakin dapat dicintai dan batik akan selalu menjadi tuan rumah di negara sendiri,” ujar Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation.
Batik Kudus yang menjadi inspirasi koleksi terbaru Denny Wirawan pada pagelaran busana ‘Wedari’ ini merupakan warisan budaya dari pesisir Jawa Tengah yang berkembang sejalan dengan perkembangan dengan kerajaan di Jawa. Namun, dibandingkan dengan batik daerah lain, Batik Kudus kurang populer dan para pembatik mengalami kesulitan regenerasi. Hal ini mendorong Bakti Budaya Djarum Foundation untuk membangun kelompok pembatik muda dan menggagas pembinaan serta mengadakan pelatihan secara rutin sejak 2011 demi mengangkat dan menghidupkan kembali industri dan motif Batik Kudus.
Bagi seorang Denny Wirawan, ‘Wedari’ merupakan refleksi kehidupan yang ia lalui dan perjalanan selama 20 tahun berkarya di industri fashion. Keindahan dan kesejukan ‘Wedari’ membuat Denny selalu mengagumi dan mensyukuri nikmat Yang Maha Kuasa. Segala apa yang Denny lihat di dalam ‘Wedari’ dapat menjadi inspirasi untuk menghasilkan daya cipta dan kreasi. ‘Wedari’ tak hanya menjadi muara imajinasi namun juga sebagai altar untuk menghaturkan puji syukur kepada Sang Khalik.
“Yang spesial pada Wedari adalah saya terlibat dari awal terhadap pemilihan dan pembuatan motif batik Kudus. Bersama dengan Agam Riadi dan pembatik Kudus, saya ingin mengangkat beragam motif dan isen-isen Batik Kudus yang belum terpublikasi. Motif flora dan fauna nan elok dengan penuh warna ceria yang mengandung unsur hangat dan dingin semakin menambah khasanah kekayaan ragam motif wastra ini. Jauh di dalam kemeriahannya, tersimpan beribu makna, selaksa mimpi, dan haturan syukur menjadikan Batik Kudus sebagai wastra yang penuh nilai budaya dan perlu dilestarikan,” ujar Denny Wirawan
‘Wedari’ tampil sebagai sebuah pagelaran busana yang penuh harmoni dengan memadukan elemen budaya, tarian, tata panggung dan video mapping karya generasi muda Indonesia, serta keindahan musik karya Yovie Widianto. Kentalnya sentuhan musik tradisional Kudus dan Jawa Tengah dipadukan secara apik dengan musik modern, tak ayal menghanyutkan khayal para penikmat fashion yang juga dimanjakan dengan indahnya detail dan beragam tampilan pola yang disuguhkan Denny Wirawan. “Kemeriahan Wedari dan keunikan dan filosofi Batik Kudus yang begitu sarat akan makna, menginspirasi saya untuk menciptakan 4 lagu berjudul Nyanyian Dewa, Cantiknya Jawaku, Sekar Wangi dan Ojo Lirik-Lirik yang melengkapi pertunjukan malam ini,” ujar Yovie Widianto.
Dalam kesempatan yang sama, Denny Wirawan dan Samsung memperkenalkan 3 unit limited edition Samsung Galaxy Note 8 yang terinspirasi dengan kecantikan motif Batik kudus, yaitu Bunga Dahlia, Bunga Matahari dan Merak Seruni. Ketiga unit Samsung Galaxy Note 8 limited edition ini kemudian dilelang dan hasil penjualan akan disumbangkan sepenuhnya kepada para pembatik yang berada di Kudus untuk membantu pemberdayaan dan pelatihan.
Tentang Koleksi
Wedari adalah taman bunga di istana Raja-raja kuno tempat para Putri Raja bermain dan belajar. Segala keindahan bunga tumbuh di Wedari, siap untuk memanjakan mata para Permaisuri dan Raja. Bermekaran, aneka rupa layang-layang, suara tawa dan senda gurau merupakan memori indah masa kecil yang terekam dalam jejak perjalanan hidup seorang Denny Wirawan.
Presentasi koleksi Wedari dipersembahkan dalam empat bagian:
Bagian 1 – Sekar Murni
Denny Wirawan yang pada tahun ini genap merayakan 20 tahun berkarya di Industri fashion tanah air, mempersembahkan koleksi khusus yang terinspirasi dari “rasa syukur yang murni” kepada Sang Maha Kuasa atas segala nikmat dan berkah yang selama 20 tahun ini tak berkesudahan.
Sebanyak 15 set koleksi ready to wear deluxe ini adalah merupakan remake dari desain adibusana dan pola karya Denny yang terdahulu namun ditampilkan dalam nuansa warna putih yang kekinian, glamour namun bersiluet elegan dalam detail Bordir khas Kudus sebagai benang merah koleksi ini.
Bagian 2 – Taman Sari
Warna-warni bunga di dalam Wedari serta kicauan burung merefleksikan masa kecil yang ceria dan penuh kenangan manis. Hiruk pikuk kehidupan di kampung nan penuh warna, bunga-bunga yang bermekaran, aneka rupa layang-layang, suara tawa dan senda gurau merupakan memori indah masa kecil yang terekam dalam jejak perjalanan hidup seorang Denny Wirawan.
Mekarnya bunga di ‘Wedari‘ (Taman Bunga) pada pagi hari saat seluruh alam menyambut sang mentari menjadi inspirasi sequence “Taman Sari“. Di bagian kedua ini, kita disuguhkan dengan hasil kolaborasi Balijava Batik kudus, yang mana pada bagian ini batik berwarna cerah dengan motif bunga warna warni seperti motif bunga Peonie, bunga Lili, bunga Teratai, dll mendominasi 25 set busana siap pakai deluxe.
Bagian 3 – Ganda Arum
Orang-orang datang dan pergi silih berganti untuk melihat keindahan Wedari, disaat bunga bermekaran Wedari tampak begitu indah, disaat musim gugur Wedari terasa begitu dingin, begitupun dalam kehidupan ini. Bagaikan dua sisi mata uang, dalam kehidupan ada baik dan ada yang buruk, ada yang datang dan ada yang pergi. Jatuh bangun dalam meniti karir dan meraih cita tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Diperlukan pengorbanan dan dedikasi untuk mengikuti passion dan mewujudkan mimpi menjadi nyata. Dalam Hidup, Tuhan tidak menjajikan semuanya akan indah, namun Ia berjanji selalu ada disetiap saat untuk berjalan menyertai kita melalui masa sulit menembus semua masalah menuju hari depan yang lebih baik.
Terinspirasi dari proses pembelajaran dan pencarian jati diri, menjaga hubungan dengan Sang Maha Pencipta dan hidup selaras dengan alam dalam keseimbangan, bagian ke-3 ini menampilkan batik ‘sogan’ bernuansa monochrome dalam balutan busana siap pakai. ‘Ganda Arum‘ merepresentasikan kecantikan wanita Indonesia yang harum dan terpancar dari luar (keelokan dan keanggunan) dan juga dari dalam (laku bathin, tinutur bahasa dan tata krama).
Bagian 4 – Ningrat
Wanita Indonesia yang tampil penuh keanggunan dan hikayat budi pekerti ketimuran menginspirasi bagian ke-4 dari pagelaran fashion show ‘Wedari’ dalam sequence ini. Ciri khas seorang Ningrat yang tampil gagah berani namun anggun dan penuh kharisma bersahaja hadir dalam balutan batik ‘kelengan’ yang didominasi warna gelap. Busana malam yang mewah dengan motif flora dan fauna seperti burung merak dan kupu-kupu.
Hidup tidak menghadiahkan prestasi dengan cuma-cuma tanpa perjuangan dan pengorbanan yang sepadan. Pada akhirnya semua perjuangan akan membuahkan prestasi dan kehormatan. Namun disaat inilah kita semakin diingatkan untuk selalu tetap bersyukur dan menjaga segala yang telah dicapai. Nama boleh melambung setinggi langit namun hati tetap di bumi.
Keseluruhan penampilan busana Wedari dipercantik dengan sentuhan koleksi terbaru dari dua brand aksesori perhiasan asal Indonesia yaitu EPAJEWEL dengan gayanya yang edgy dan Tulola Jewelry dengan karakter yang lebih klasik. Keduanya mampu melengkapi dan menyempurnakan tampilan koleksi Wedari. Tata rias wajah dan rambut oleh Oscar Daniel Profesional Make Up dan koreografi oleh Ari Tulang pun turut melengkapi keindahan pagelaran busana malam hari ini. (pr/Fjr) | Foto: Dok. Bakti Budaya Djarum Foundation