Momentum Penting Bagi Perkembangan Industri Film dan Televisi Indonesia
Jakarta, Trenzindonesia | Karyawan Film dan Televisi Indonesia (KFT), organisasi profesi yang menjadi wadah bagi ribuan pekerja di industri film dan televisi, akan menggelar Kongres ke-15 pada 2 dan 5 Desember 2024.
Kongres ini merupakan ajang tertinggi dalam organisasi KFT, di mana kepengurusan baru akan dipilih dan program kerja strategis untuk lima tahun ke depan akan ditetapkan.
Sebagai organisasi yang telah berdiri sejak 25 Oktober 1956, KFT memiliki sejarah panjang dalam memperjuangkan hak-hak pekerja film dan televisi. Organisasi ini didirikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, meningkatkan kualitas produksi, serta memastikan persaingan industri film Indonesia di kancah nasional maupun internasional. KFT juga menjadi tempat bagi para pekerja film dan televisi untuk mendapatkan pelatihan, sertifikasi, dan perlindungan hukum.
KFT memiliki peran signifikan dalam perkembangan perfilman Indonesia. Organisasi ini telah aktif mengadvokasi kebijakan pemerintah yang mendukung industri film dan televisi, sekaligus menjadi mediator antara pekerja film dan pihak produksi. Sejak era 80-an, KFT telah membentuk standar profesionalisme dan etika kerja dalam industri perfilman. Bahkan, di era tersebut, KFT menjadi motor penggerak dalam menjaga keberlanjutan budaya film Indonesia.
Ronny Mepet, Ketua Pelaksana OC Kongres ke-15 KFT menyampaikan, terkait tentang sejarah organisasi KFT menjadi tempat bagi para insan film untuk mendapatkan pelatihan, sertifikasi, dan juga perlindungan hukum, Sabtu (14/9/2024).
“Organisasi KFT aktif dalam mengadvokasi kebijakan pemerintah mendukung industri film dan televisi, berbagai profesi termasuk sutradara, produser, aktor, penulis naskah, teknisi, kameramen dan pekerja lainnya,” Kata Ronny Mepet.
“KFT sebagai mediator antara kita dan pihak-pihak produksi agar merasakan kondisi kerja yang adil dan layak,” ujar Ronny Mepet, dihadiri Ketua Umum KFT Gunawan Paggaru, yang Ketua Dewan Pertimbangan Panitia Kongres juga Ketua Devisi Penyutradaraan Maruli Ara, Ketua SC Panitia Kongres Naswan Iskandar dan Panitia lainnya.
Sedangkan menurut Maruli Ara, Organisasi KFT tertua memiliki pengaruh besar dalam membentuk standar profesionalisme dan etika kerja untuk industri film di era tahun 80 an.
“Aktif menjaga keberlanjutan budaya film Indonesia melalui pendidikan dan pengembangan bakat baru, dari sejarah KFT perfilman menjadi sektor penting dalam budaya dan ekonomi Indonesia,” tambah Maruli.
Terbentuknya Panitia Kongres ke-15 KFT Tahun 2024
Surat Keputusan Pimpinan KFT Nomor 023/SK-KONGRES XV/PO-KFT/VI 2024 Tentang Penetapan Panitia Kongres ke-XV.
Sebelumnya dihari yang berbeda, Ketua Panitia SC Naswan Iskandar menyampaikan, Panitia Kongres ke 15 KFT menetapkan Tema “Kita Sehati Seprofesi, Yes !”.
Naswan Iskandar, menegaskan peran penting KFT, merupakan motor penggerak kemajuan industri film nasional.
“Komitmen kuat, KFT sebagai wadah kolaborasi, advokasi, dan peningkatan kapasitas pekerja di sektor film dan televisi, mendorong standar profesionalisme, meningkatkan kompetensi, dan mengembalikan Marwah KFT,” tutur Ketua Panitia SC.
“KFT berkontribusi menciptakan ekosistem perfilman lebih dinamis, berkualitas, dan berdaya saing di tingkat global,” tegas Naswan Iskandar, memberi paparan saat rapat Panitia di Kantor KFT – Gedung PPHUI Kav.C.22 Jl. Rasakan Said Jakarta. (Dewi/Fjr) | Foto: istimewa