Lampung, Trenz Music | Alunan musik dan lantunan lagu keroncong yang dipersembahkan Komunitas Insan Keroncong Indonesia melalui group musik keroncong “Kemala Puspita”, menjadi hiburan utama yang mewarnai acara milad Eyang Raden Nganten Parsiatun Waskito yang ke 87 tahun, yang dihelat di Pekon Air Naningan, Kecamatan Air Naningan, Kabupaten Tanggamus, Provinsi Lampung, Selasa (1/10).
Kemala Puspita bersama Komunitas Insan Keroncong Indonesia yang juga didukung Organ Relawan Madu Jokowi dan Harimau Jokowi Kota Bogor, sengaja datang dari Kota Bogor, Jawa Barat guna turut serta terlibat dalam acara syukuran sekaligus membangun jalinan tali silaturahmi dengan para pecinta musik keroncong yang berada di Lampung. Selain itu, Eyang Raden Nganten Parsiatun Waskito tak lain adalah ibu angkat dari Suyitno SE.,M.M yang merupakan pimpinan dari group musik keroncong “Kemala Puspita” sekaligus pendiri Komunitas Insan Keroncong Indonesia yang berdomisili di Kota Bogor.
“Kami jauh jauh datang dari Bogor dan Jakarta adalah dalam rangka ulang tahun Eyang Raden Nganten Parsiatun Waskito yang ke 87 karena beliau dilahirkan pada tahun 1932, kita masih pakai kalender Jawa, jadi jatuh pada bulan Safar, hari Selasa Wage. Beliau di karunia anak 12 dan kami mohon agar anak cucunya senantiasa mendoakan pamjang umur dan selalu sehat”, ujar Suyitno saat ditemui di akhir acara.
“Disamping itu selain untuk menjalin tali silaturahmi, kami dari Komunitas Insan Keroncong Indonesia juga memiliki misi yakni dengan menggelar suatu kegiatan musik keroncong yang mudah mudahan bisa diterima oleh orang orang di Air Naningan, Tanggamus, Lampung. Harapannya bisa berkembang dan bisa menjadi suatu budaya bangsa yang bisa terus disenangi oleh generasi generasi muda dan ikut melestarikan keroncong.” lanjut Suyitno.
Selain hiburan musik Keroncong, acara syukuran milad Eyang Raden Nganten Parsiatun Waskito juga diisi dengan Tausiah oleh Ustadz dari Lampung yang secara garis besar menyampaikan tentang makna Maulid yakni memperingati hari kelahiran, dimana jika ingin umurnya panjang gunakan hidup untuk ibadah, jangan maksiat. Selain itu disampaikan juga bahwa hidup orang Islam itu adalah hidup yang terprogram serta pentingnya orang Islam untuk mensyukuri hidup. Yang dilanjut dengan pemotongan tumpeng dan pembacaan doa serta salam sungkem dari anak dan cucu serta salam dan ucapan selamat dari para kerabat serta tamu yang hadir.
Dimulai sejak pkl. 10.00 hingga berakhir sekitar Pkl. 16.30 WIB, grup musik keroncong “Kemala Puspita” dari Bogor dengan personil Uuk (Cak), Agus (Cuk), Darmanto (Cello), Yosep (Gitar), Arif (Bass) serta Odik (Biola & Keyboard) bersama rombongan vokal Rasmi Sekar Asih dan kawan kawan, dengan setia menghibur sekaligus ikut mengiringi lebih dari 20 penyumbang yang melantunkan lagu lagu keroncong guna ikut memeriahkan suasana..
Untuk menarik minat generasi muda serta menghibur penikmat keroncong, “Kemala Puspita” menyajikan perpaduan musik keroncong dengan lagu-lagu modern seperti lagu pop Indonesia, lagu Melayu, lagu daerah maupun lagu pop barat guna menghilangkan kesan kejenuhan dalam menikmati musik keroncong yang disajikan dengan gaya umum yang statis.
Selain dihibur oleh “Kemala Puspita” dari Kota Bogor, hadir pula perwakilan dari Komunitas Insan Keroncong Indonesia asal Lampung yakni dari grup musik keroncong “Mustika Gotong Royong” yang tampil menghibur dan larut dalam suasana keceriaan.
“Tentunya diperlukan peran semua pihak untuk sama sama peduli dan ikut melestarikan keroncong. Disini, kita mulai dari daerah, kemudian dari keluarga besar dan temen temen dari Tanggamus, dari Bandar Lampung, dari Banjar Jaya yang tentunya memiliki visi yang sama juga untuk mengembangkan keroncong yang pada akhirnya kita harapkan para peserta atau pegiat keroncong ini bisa bersatu dan terus berkreatifitas sehingga keroncong ini menjadi penggugah dan menjadi inspirasi untuk memajukan budaya bangsa”, papar Suyitno.
“Karena tanpa kebudayaan, kita ini seolah olah hampa dan bisa mengalami krisis moralitas. Karenanya kita dan keroncong ini, mempunyai harapan supaya moral moral anak Indonesia ini bisa lebih bagus dan bisa lebih berkembang dalam mengekspresikan budaya budaya bangsa”, pungkas Bp. Suyitno.(Fjr/TrenzIndonesia) | Foto: Fajar
zoritoler imol
Oktober 4, 2019Your comment is awaiting moderation.
Good day very cool site!! Guy .. Beautiful .. Wonderful .. I will bookmark your site and take the feeds additionally…I am glad to find numerous useful info right here within the put up, we want develop extra techniques in this regard, thanks for sharing. . . . . .