Bandung, Trenzindonesia | Badan Kesehatan dan Penanggulangan Bencana (BKPB) Pemuda Pancasila (PP) Provinsi Jawa Barat resmi menyampaikan protes kepada Yayasan Rumah Sakit Advent (RSA) terkait dugaan pelecehan terhadap marwah organisasi mereka.
Surat keberatan tersebut diserahkan langsung oleh Ketua Pengurus Wilayah BKPB PP Jawa Barat, Rezal W. MBA, pada Kamis, 17 Oktober 2024.
Dalam keterangannya, Rezal mengungkapkan bahwa protes ini dilayangkan akibat sikap arogansi dan tindakan tidak menghormati yang ditunjukkan oleh pihak Yayasan RSA. Permasalahan ini bermula saat BKPB PP meminta pertemuan dengan pimpinan Yayasan RSA untuk mengklarifikasi beberapa isu yang terjadi setahun lalu, namun permintaan tersebut tidak pernah direspons.
Menurut Rezal, masalah ini bermula dari aduan yang diterima oleh pihak PP dari kepolisian. Sekitar setahun yang lalu, PP dilaporkan kepada polisi oleh Yayasan RSA dengan tuduhan bahwa mereka berencana mengadakan demonstrasi di rumah sakit tersebut. Meskipun pertemuan awal sempat diminta secara resmi oleh pihak Yayasan, setelah surat resmi dikirim, pihak PP merasa diabaikan.
Rezal menjelaskan bahwa PP telah berusaha melakukan komunikasi melalui surat resmi sebanyak dua kali, namun tak pernah diindahkan oleh Yayasan RSA. “Kami meminta penjelasan mengapa kami diadukan, namun respons mereka tidak pernah ada. Akhirnya, kami terpaksa melakukan unjuk rasa,” ujarnya.
Aksi unjuk rasa yang dilakukan BKPB PP berlangsung selama tiga minggu dengan interval satu bulan di antara aksi. Pada minggu ketiga, situasi memanas hingga menimbulkan insiden di lokasi rumah sakit. Meski demikian, seorang dokter bernama Dr. Alvin mencoba menengahi konflik tersebut, dan kedua belah pihak sepakat untuk bertemu pada tanggal 16 Oktober 2024, dengan syarat membatalkan aksi demonstrasi.
Namun, alih-alih berdamai, Yayasan RSA malah mengirimkan surat penolakan terhadap tawaran kerjasama, yang dianggap oleh Rezal sebagai tindakan yang semakin memperkeruh suasana.
Rezal menegaskan bahwa BKPB PP tidak akan mundur dalam mempertahankan marwah organisasi mereka yang telah dilecehkan. “Kami tidak bisa mengabaikan organisasi yang kami pimpin. Marwah Pemuda Pancasila bukan sekadar slogan, tetapi sebuah komitmen bagi masyarakat yang dilindungi oleh undang-undang di Indonesia,” katanya.
BKPB PP menunggu keputusan dari Yayasan RSA terkait jalur apa yang akan diambil ke depannya, sembari memberikan ultimatum atas sikap arogansi yang dinilai sebagai ekspresi kebencian terhadap ormas tersebut. (PR/Fjr) | Foto: Istimewa