Jakarta, Trenzindonesia.com | Pada 7 November 2023, Indonesia merayakan Hari Wayang Nasional (HWN) untuk memperingati keberagaman dan keindahan kesenian wayang, sebuah warisan budaya takbenda yang diakui oleh UNESCO sebagai Masterpiece of the Oral and Intangible Heritage of Humanity sejak 2003. Meski pengakuan tersebut, perhatian Pemerintah terhadap pengembangan wayang masih terbilang minim.
Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 30 pada 17 Desember 2018 menetapkan 7 November sebagai Hari Wayang Nasional, menciptakan momen untuk merenung tentang peran dan tantangan yang dihadapi oleh kesenian tradisional ini. Dalam sejarah Orde Baru, pementasan wayang umum di berbagai institusi pemerintah, namun pada era sekarang, wayang sepertinya dibiarkan menghadapi takdirnya sendiri, menjadi pertunjukan langka.
Marsekal Madya TNI (Purn) FH. Bambang Sulistyo, S.Sos., Ketua Umum Sekretariat Nasional Pewayangan Indonesia (SENAWANGI), menyampaikan keprihatinan atas nasib beberapa jenis wayang yang hampir punah. Salah satunya adalah Wayang Krucil dari Kabupaten Blora, Jawa Tengah, yang hampir punah karena minimnya perhatian masyarakat.
Pada acara penutupan HWN & Living ICH Forum Ke-III, SENAWANGI mempersembahkan pertunjukan Wayang Krucil dari Kabupaten Blora. Bambang Sulistyo menekankan bahwa jenis wayang ini hampir punah karena jarang dipertunjukkan. Kondisi serupa dialami oleh wayang suket, wayang klitik, wayang gedog, wayang beber, dan jenis wayang lainnya.
Dalam situasi di mana beberapa jenis wayang menghadapi kepunahan, masyarakat juga mengalami dilema membedakan antara wayang Krucil dan Klithik. Keduanya terbuat dari kayu, menyerupai wayang kulit, dan berkembang di Jawa Timur dan Jawa Tengah, memperoleh repertoar cerita dari zaman kerajaan Pajapahit, cerita Panji, dan Damarwulan.
Meskipun penggemar wayang menurun, masih ada animo masyarakat untuk menonton pertunjukan wayang. Wayang kulit purwa Jawa, baik Surakarta, Yogyakarta, Jawa Timuran, Banyumasan, Cirebonan, maupun Betawi, serta wayang golek Sunda, wayang Bali, dan wayang sasak Lombok, masih memiliki tempat di hati penggemarnya.
Pelestarian wayang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah, tetapi juga melibatkan sejumlah organisasi seni pewayangan seperti SENAWANGI, Persatuan Pedalangan Indonesia (PEPADI), ASEAN Puppetry Association (APA) Indonesia, Union Internationale de la Marionnette (UNIMA) Indonesia, Persatuan Wayang Orang Indonesia (PEWANGI), dan Paguyuban Masyarakat Pecinta Wayang Indonesia (ASIA WANGI).
Ketua Umum SENAWANGI, Bambang Sulistyo, mengajak seluruh pemangku kepentingan dunia wayang, termasuk PEPADI, untuk turun ke daerah-daerah guna menjalankan fungsi strategis dalam pelestarian kebudayaan. Dengan demikian, kesenian wayang dapat lebih dikenalkan kepada masyarakat dan generasi muda.
Peringatan Hari Wayang Nasional Ke-V dan Living ICH Forum Ke-III Tahun 2023 berlangsung selama tiga hari dengan berbagai kegiatan seperti seminar, talkshow, pergelaran wayang, seni pertunjukan lainnya, serta pameran dan bazar. Acara ini menampilkan berbagai atraksi pergelaran wayang dari berbagai daerah di Indonesia dan internasional, menjelaskan bahwa wayang Indonesia juga populer di luar negeri.
Lebih dari sekadar merayakan keindahan wayang, peringatan HWN ini juga menjadi panggung untuk mengajak kolaborasi dan perhatian lebih lanjut terhadap pelestarian warisan budaya ini. Sebuah undangan untuk bersama-sama menjaga agar wayang tidak hanya menjadi bagian dari sejarah, tetapi juga menjadi kebanggaan dan identitas bangsa Indonesia.