JAKARTA, Trenzindonesia | Lagu yang sempat tenggelam dalam khazanah musik Tanah Air, “Cikini Gondangdia” oleh Duo Anggrek, tiba-tiba mencuri perhatian publik setelah delapan tahun dirilis.
Pencipta, produser, dan penyanyi lagu tersebut awalnya telah berpasrah diri, namun siapa sangka lagu ini meledak secara viral setelah sekian lama.
“Kami benar-benar tidak menyangka bahwa lagu ini akan menjadi viral setelah delapan tahun dirilis, tentu saja, kami merasa bersyukur,” kata Putri, salah satu anggota Duo Anggrek, dengan bangga.
Lagu “Cikini Gondangdia” tiba-tiba menjadi tren di platform TikTok, meraih perhatian tidak hanya masyarakat biasa tetapi juga politisi dan artis terkenal seperti Dessy Ratnasari, yang turut membuat konten menggunakan lagu ini.
Dampak positif dari popularitas mendadak ini adalah jadwal pertunjukan Duo Anggrek yang semakin padat. Devay, anggota Duo Anggrek lainnya, mengungkapkan, “Ini adalah pelajaran bahwa kita tidak boleh putus asa jika karya kita tidak segera populer. Allah memberikan rejeki yang tidak terduga.”
Keberhasilan lagu ini semakin terlihat ketika Duo Anggrek tampil dalam perayaan ulang tahun ke-24 label rekaman besar, Nagaswara Music. Penonton dengan setia menunggu penampilan mereka di pelataran Sarinah Thamrin. Begitu Duo Anggrek tampil, ratusan penonton langsung terhanyut, terutama ketika lagu “Cikini Gondangdia” dimainkan oleh Himalaya Band. Penonton berhamburan ke panggung untuk bergabung dalam tarian bersama.
Sutrisno Buyil, wartawan hiburan senior dan Ketua Umum Forum Wartawan Hiburan (FORWAN) Indonesia, memberikan komentar tentang fenomena Duo Anggrek ini. “Biasanya, Siti Badriah yang menjadi bintangnya, tapi kali ini milik Duo Anggrek. Semua adalah kehendak Allah, dan ini adalah peringatan bagi semua penyanyi untuk tetap rendah hati dan tidak sombong, karena dalam sekejap, segalanya bisa berubah,” ujar Sutrisno Buyil.
Perayaan ulang tahun ke-24 Nagaswara Music di Sarinah Thamrin Jakarta Pusat menjadi momentum yang tak terlupakan untuk Duo Anggrek dan mengukuhkan posisi mereka dalam industri musik Indonesia. Ini juga menjadi pengingat bahwa karya-karya musik yang baik bisa tetap hidup dan mencuri hati kapan saja. (TB/Fajar) | Foto: TB