Jakarta, Trenzindonesia l Kabar duka menyelimuti dunia olahraga Indonesia. Legenda bulutangkis Tan Joe Hok berpulang pada usia 87 tahun, Selasa (3/6). Ia meninggal dunia di Jakarta setelah menjalani perawatan akibat kondisi kesehatan yang menurun.

Tan Joe Hok merupakan salah satu tokoh paling berpengaruh dalam sejarah bulutangkis Indonesia. Ia dikenal luas sebagai pemain tunggal putra pertama Indonesia yang menjuarai ajang bergengsi All England pada tahun 1959, sebuah pencapaian yang menjadi tonggak kejayaan bulutangkis nasional di kancah internasional.
Selain All England, Tan Joe Hok juga berperan penting dalam mengantarkan Indonesia merebut gelar Piala Thomas pertama kali pada tahun 1958. Gaya bermainnya yang tenang, cerdas, dan penuh strategi membuatnya dijuluki sebagai pemain dengan “otak emas” oleh rekan dan lawan.
Setelah pensiun dari dunia kompetitif, Tan Joe Hok tetap aktif dalam pengembangan bulutangkis tanah air. Ia pernah menjabat sebagai pelatih nasional dan pengurus PBSI, serta menjadi mentor bagi sejumlah atlet muda yang kemudian juga menorehkan prestasi dunia.
“Kami sangat kehilangan. Beliau adalah pionir dan panutan yang luar biasa. Semangat dan dedikasinya akan selalu kami kenang,” ujar Ketua Umum PBSI dalam pernyataan resminya.
Jenazah Tan Joe Hok akan disemayamkan di rumah duka RSPAD Gatot Subroto sebelum dimakamkan secara keluarga. Doa dan penghormatan terus mengalir dari masyarakat, tokoh olahraga, dan para atlet atas jasa dan dedikasinya bagi Indonesia.
Kepergian Tan Joe Hok meninggalkan duka mendalam khususnya di kalangan keluarga besar pecinta bulutangkis di Indonesia. (Fjr) l Foto: Istimewa