Ketua Umum PDK, Reza Fahrur Sam
Jakarta, Trenzindonesia.com | Operasi tangkap tangan (OTT) yang menjerat Wakil Menteri Ketenagakerjaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memicu gelombang reaksi publik. Bagi Pemuda Demokrasi Kebangsaan (PDK), kasus ini bukan hanya kabar mengejutkan, tetapi juga peringatan keras bahwa korupsi masih menjadi penyakit lama yang terus menggerogoti lingkaran kekuasaan di Indonesia.
Ketua Umum PDK, Reza Fahrur Sam, menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh langkah KPK dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu. “OTT ini harus menjadi momentum berbenah. Jabatan publik adalah amanah, bukan ladang dagang. Kami menuntut transparansi dan kecepatan proses hukum tanpa kompromi,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Jumat (22/8).
Menurut Reza, generasi muda harus mampu menjadikan semangat antikorupsi sebagai gaya hidup baru, bukan sekadar slogan. Ia menilai bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang berani mengobati penyakitnya sendiri, sementara pemuda yang hebat adalah mereka yang menolak tunduk pada budaya suap, kolusi, dan nepotisme.
PDK juga menyerukan agar Presiden RI menjadikan momentum OTT Wamenaker ini sebagai tonggak revolusi moral di tubuh birokrasi. Dengan langkah itu, rakyat diharapkan tidak lagi dibebani oleh dosa korupsi para elit.
“Kami tidak sekadar mengecam, tapi siap menjadi bagian dari solusi. Pemuda Demokrasi Kebangsaan hadir sebagai suara anak muda yang berani, bersih, dan berpihak pada masa depan,” tutup Reza.
Kasus OTT Wamenaker oleh KPK dipandang publik sebagai ujian serius terhadap komitmen pemberantasan korupsi di Indonesia. Desakan moral dari kelompok muda seperti PDK menambah tekanan agar pemerintah dan aparat hukum benar-benar konsisten dalam membersihkan praktik kotor di lingkaran kekuasaan.
