Yogyakarta – Gagasan Polmas (Pemolisian Masyarakat) Kawasan Pendidikan yang diinisiasi oleh Polda DIY sangat tepat dan relevan dalam konteks Yogyakarta sebagai miniatur Indonesia. Konsep ini melibatkan masyarakat di kawasan kampus, yang mampu menjangkau lebih luas dibanding jumlah polisi yang ada. Dengan melibatkan intelektual, lingkungan sekitar kampus dapat lebih terjaga dan aman.
Media sosial yang memiliki dampak luas, baik positif maupun negatif, memerlukan peran serta dan kepedulian masyarakat. Polda DIY bermitra dengan institusi seperti UGM dalam menjaga dunia cyber dari pengaruh negatif seperti pornografi, perjudian, hingga pinjaman online ilegal. Ketua Indonesia Police Watch (IPW), Sugeng Teguh Santoso, mendukung penuh gagasan Polda DIY untuk menjalin komunikasi dengan mahasiswa. Yogyakarta, sebagai kota pelajar yang dihuni oleh berbagai suku, agama, dan budaya dari seluruh Indonesia, membutuhkan peran polisi dalam menciptakan kedamaian.
Komunikasi yang intens dan humanis perlu ditingkatkan sebagai wujud kemitraan antara polisi dan masyarakat. Polda DIY harus memiliki komunikasi yang baik serta sikap humanis, peka, dan responsif agar polisi semakin dicintai masyarakat. Tidak hanya di Yogyakarta, Polmas Kawasan Pendidikan juga perlu dikembangkan di kampus dan sekolah lain di seluruh Indonesia.
Gagasan Polmas Kawasan Pendidikan merupakan upaya pemberdayaan semua elemen masyarakat kampus dan sekolah, terutama mahasiswa dan pelajar, untuk memperkuat karakter yang memiliki tata krama, sopan santun, kesadaran hukum, gotong royong, serta kemampuan mendeteksi, mengidentifikasi, dan memecahkan masalah bersama.
Sugeng Teguh Santoso menyatakan bahwa gagasan Polmas Kawasan Pendidikan perlu dikembangkan lebih luas. Pendapat ini disambut baik oleh Gubernur Himpunan Mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional, Universitas Pasundan Bandung (UNPAS), Sefty Nur Sabrina. Sefty antusias dengan ide Kapolda DIY Irjen Pol Suwondo Nainggolan dan berharap gagasan ini bisa diterapkan di seluruh kampus dan sekolah di Indonesia.
Sefty juga menantang Polri untuk menghadirkan Polmas Kawasan Pendidikan di kampus-kampus Bandung Raya. “Kami menunggu kedatangan Polri untuk berdiskusi dengan mahasiswa dalam acara Ngariung di Kota Bandung,” katanya.
“Ngariung Polmas” atau Ngopi Bareng dihadiri oleh berbagai aktivis mahasiswa dan Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kota Bandung, termasuk Ikhlas, Harlan, Abdul, Fadhila, Friska, Amirah, Hafizh, Tama, dan para aktivis lainnya. Kepedulian mereka didasari oleh banyaknya korban penipuan online, perjudian online, pinjaman online ilegal, dan konten media sosial yang merusak moral bangsa.
Hal senada diungkapkan oleh Budiana Setiadi, mantan pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bandung, yang akan dilantik sebagai pengurus Badan Koordinasi (Badko) HMI Provinsi Jawa Barat. “Kami menunggu program gagasan Polmas Kawasan Pendidikan ini di Jawa Barat,” ujarnya.
Dengan dukungan berbagai pihak, gagasan Polmas Kawasan Pendidikan diharapkan dapat menjadi solusi dalam menjaga keamanan dan kenyamanan di lingkungan pendidikan serta membentuk karakter mahasiswa dan pelajar yang berintegritas.