Jakarta, Trenzindonesia.com | Rasminto, Direktur Eksekutif Human Studies Institute (HSI), memberikan apresiasi atas langkah tegas Kejaksaan Agung (Kejagung) dalam mengungkap dugaan korupsi tata kelola minyak mentah yang melibatkan jajaran direksi PT Pertamina Patra Niaga dan pengusaha migas Kerry Chalid. Menurutnya, tindakan Kejagung ini merupakan upaya serius memberantas mafia migas yang selama ini merugikan negara.
“Kami mendukung penuh Kejaksaan Agung dalam mengusut tuntas kasus ini. Mafia migas harus diberantas demi terciptanya tata kelola industri energi yang lebih transparan dan akuntabel,” ujar Rasminto dalam keterangannya.
“Kami mendukung penuh Kejaksaan Agung dalam mengusut tuntas kasus ini. Mafia migas harus diberantas demi terciptanya tata kelola industri energi yang lebih transparan dan akuntabel,” ujar Rasminto dalam keterangannya.
Pentingnya Reformasi di Tubuh BUMN

Rasminto menekankan bahwa aksi bersih-bersih di tubuh Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk Pertamina, merupakan langkah positif untuk memastikan perusahaan negara dapat dikelola dengan lebih baik. Namun, ia mengingatkan agar reformasi ini tidak mengorbankan peran strategis Pertamina sebagai tulang punggung energi nasional.
“Penataan kelembagaan Pertamina harus dilakukan tanpa mengorbankan peran strategisnya. Pertamina telah banyak berkontribusi dalam melayani masyarakat dan membangun negara,” tegasnya.
Peran Vital Pertamina dalam Ketahanan Energi
Sebagai perusahaan energi terbesar di Indonesia, Pertamina memiliki peran vital dalam menjaga pasokan bahan bakar nasional. Dengan jaringan distribusi yang luas, Pertamina memastikan ketersediaan BBM hingga ke pelosok negeri, termasuk melalui program BBM Satu Harga yang memberikan akses energi setara bagi masyarakat di daerah terpencil.
“Jangan sampai upaya penegakan hukum ini justru melemahkan perusahaan yang selama ini menjadi pilar ketahanan energi Indonesia,” tambah Rasminto.
Kontribusi Pertamina dalam Pengembangan Energi Hijau
Selain menjaga pasokan energi, Pertamina juga berperan penting dalam pengembangan energi hijau. Melalui anak perusahaannya, Pertamina New & Renewable Energy (PNRE), Pertamina gencar mengembangkan energi terbarukan seperti biofuel, tenaga surya, dan hidrogen. Langkah ini sejalan dengan komitmen Indonesia untuk mencapai target Net Zero Emission pada 2060.
“Pertamina tidak hanya fokus pada energi fosil, tetapi juga berkomitmen mendukung transisi energi bersih,” jelas Rasminto.
Kontribusi Finansial Pertamina terhadap Negara
Rasminto juga menyoroti kontribusi finansial Pertamina terhadap pendapatan negara. Pada 2023, Pertamina menyumbang lebih dari Rp200 triliun kepada negara melalui pajak, royalti, dan dividen.
“Pertamina sebagai institusi tidak boleh menjadi korban. Peran strategisnya dalam pembangunan nasional harus tetap dijaga,” tegasnya.
Tantangan bagi Pekerja Pertamina
Kasus ini juga menjadi tantangan tersendiri bagi para pekerja Pertamina, terutama dalam menghadapi hajat besar masyarakat Indonesia seperti persiapan bulan puasa dan Idul Fitri. Rasminto mengingatkan agar persiapan distribusi BBM dan LPG tidak terganggu.
“Jangan sampai persiapan para pekerja Pertamina terganggu dalam menjamin ketersediaan dan kemudahan distribusi BBM dan LPG,” pungkasnya. /***/