Makam Keramat Wali Unang
Lampung Timur, Trenzindonesia.com | Makam Keramat Wali Unang di Desa Gunung Agung, Kecamatan Sekampung Udik, Kabupaten Lampung Timur, kini tak sekadar menjadi tempat ziarah, tetapi juga destinasi wisata religi yang sarat nilai sejarah dan spiritual. Di tengah geliat promosi wisata daerah, situs ini kian dikenal luas sebagai jejak penting penyebaran Islam di Lampung bagian timur.
Wali Unang diyakini sebagai salah satu ulama penyebar ajaran Islam pada abad ke-16 hingga abad ke-17. Keberadaan makamnya di kawasan perbukitan Desa Gunung Agung menjadikannya lokasi yang bernuansa sakral dan penuh ketenangan. Tak hanya menjadi tempat berdoa dan berziarah, kawasan ini juga menyimpan cerita panjang tentang perjuangan dakwah Islam di masa lampau.
Ketua Forum Penggiat Investigasi Nasional (FPIN) bersama perwakilan Jurnalis Media Journal Pesantren menuturkan bahwa Makam Wali Unang sejak lama menjadi pusat kegiatan keagamaan masyarakat sekitar.
“Kami berharap pemerintah setempat terus menjaga dan merawat situs ini sebagai bagian dari warisan sejarah Lampung Timur. Dengan dukungan semua pihak, makam ini bisa berkembang menjadi destinasi wisata religi unggulan,” ujarnya.
Menanggapi hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Lampung Timur melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan telah meninjau rencana pengembangan kawasan makam Wali Unang. Langkah-langkah yang disiapkan mencakup perbaikan akses jalan, penyediaan area parkir, penerangan, hingga fasilitas bagi para peziarah. Program ini menjadi bagian dari upaya pelestarian warisan budaya daerah yang memiliki nilai keagamaan dan sosial tinggi.
Selain menjadi destinasi ziarah, masyarakat sekitar rutin menggelar tradisi keagamaan seperti doa bersama, tahlilan, dan kenduri di area makam. Aktivitas ini menjadi wujud penghormatan terhadap leluhur sekaligus menjaga keberlangsungan nilai-nilai Islam yang diwariskan turun-temurun.
Dengan perpaduan antara nilai sejarah, spiritualitas, dan budaya lokal, Makam Keramat Wali Unang tak hanya memperkaya khazanah wisata religi di Lampung Timur, tetapi juga memperkuat identitas keagamaan masyarakat setempat. Destinasi ini diharapkan mampu menjadi ikon wisata religi baru yang menarik minat wisatawan lokal maupun nasional untuk mengenal lebih dalam sejarah Islam di Bumi Ruwa Jurai.
