“Siksa Kubur” menghadirkan drama spiritual dengan horor psikologis yang menggugah hati. Film ini mengajak penonton untuk merenungkan makna hidup dan kematian, serta konsekuensi dari perbuatan manusia di dunia.
Posternya menyiratkan pesan mencekam tentang kengerian siksa kubur bagi siapapun yang tidak percaya. Dengan tagline yang menggugah, film ini akan menjadi sebuah pengalaman horor yang mengutamakan kekuatan cerita dan karakterisasi.
Joko Anwar, sutradara yang telah sukses mengukir namanya dalam perfilman Indonesia, ingin mempersembahkan film horor yang lebih dekat dengan masyarakat
"Film Siksa Kubur ini dibuat supaya penonton bisa merasakan diri mereka berada di dalam cerita. Visual dan penceritaannya dibikin dekat dengan masyarakat, supaya bisa lebih diresapi oleh penonton," ungkap Joko Anwar.
Manoj Punjabi dari MD Pictures menjelaskan bahwa biaya produksi film horor sekarang setara dengan genre film lainnya. Ini menunjukkan bahwa istilah "film horor murahan" harus diperbaharui.
Dalam produksi yang melibatkan Gilang Dirga, Tanta Ginting, Tora Sudiro, Tissa Biani, Aryo Wahab, dan beberapa nama terkenal lainnya, "Star Syndrome" menghadirkan nuansa industri musik sebagai latar belakang ceritanya.
pengurus FORWAN Indonesia kali ini menunjukkan kesolidan, selain itu, pengurus juga kian memahami tugas dan fungsinya masing-masing. Pengurus juga makin menyadari pentingnya menjaga marwah organisasi.
Diskusi Seputar Industri Film bertajuk “ HORROR NAIK KELAS Dari Grade B Ke Genre Bergengsi” yang dimoderatori oleh Haris Jauhari, menghadirkan sutradara Joko Anwar, produser film H. Firman Bintang dan ketua organisasi perbioskopan H. Djonny Syafruddin SH. Sementara Aktor dan sutradara Slamet Rahardjo bertindak sebagai tuan rumah.