Jakarta, Trenzindonesia.com | Sekretaris Pusat Kajian Bela Negara Universitas Bhayangkara Jakarta, Ir. Djuni Thamrin, M.Sc, Ph.D, menyatakan bahwa penerapan konsep Pemolisian Masyarakat (Polmas) dalam lingkungan pendidikan merupakan langkah strategis yang tepat dan harus dijaga keberlangsungannya. Menurutnya, ini adalah cara efektif untuk membangun partisipasi masyarakat dalam manajemen keamanan nasional.
“Partisipasi masyarakat dalam manajemen keamanan nasional sangat penting. Masyarakat tidak harus selalu bergantung pada Polri, tetapi dapat memberikan kontribusi yang optimal dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib. Ini juga memberikan dimensi pendidikan yang berharga dalam membangun keteraturan sosial,” ujar Ir. Djuni Thamrin.
Kontribusi Optimal Masyarakat dalam Keamanan
Ir. Djuni menambahkan bahwa konsep ini merupakan fondasi yang kokoh untuk membangun stabilitas sosial dan ekonomi. Dengan dukungan teknologi yang baik, model keamanan masyarakat ini dapat menjadi role model yang paripurna. “Semua disiplin ilmu dapat berkontribusi dalam menciptakan ketahanan bangsa. Ini adalah wujud riil dari bela negara,” tambahnya.
Bela Negara dalam Konteks Pendidikan
Menurut Ir. Djuni, bela negara tidak hanya diwujudkan melalui partisipasi dalam wajib militer, tetapi juga melalui upaya membangun lingkungan kampus yang lestari, aman, dan nyaman. Kampus yang tertata baik, memiliki sistem keamanan yang memadai, dan suasana yang kondusif akan mendukung proses belajar mengajar yang efektif. “Dengan penerangan yang memadai, fasilitas yang aman, dan sistem reaksi cepat, mahasiswa dapat belajar di mana saja dan kapan saja,” jelasnya.
Partisipasi Masyarakat Luas
Ir. Djuni juga menyoroti pentingnya mengajak partisipasi masyarakat di sekitar kampus. Fakultas Perikanan, Peternakan, dan Pertanian dapat berperan dalam pengembangan ekonomi rakyat yang produktif. “Dengan membuat sumber perikanan di aliran sungai atau parit, masyarakat dapat memperoleh sumber penghasilan baru. Fakultas Teknik Lingkungan dan Teknik Sipil dapat memperbaiki lingkungan hidup dan perumahan rakyat secara partisipatif,” tuturnya.
Pendidikan Karakter dan Peningkatan Kualitas Hidup
Selain itu, Fakultas Pendidikan dapat berperan dalam pendidikan karakter bangsa yang menarik. Dalam kondisi ini, Polmas dapat menjadi penggerak utama yang mengaktifkan semua komponen lokal, termasuk pemerintah daerah. “Jika masyarakat lokal sudah tertransformasi dengan baik, tingkat kriminalitas akan menurun drastis, dan masyarakat akan hidup lebih teratur dan sejahtera,” tambahnya.
Ir. Djuni berharap ide-ide inovatif ini dapat disebarkan dan difasilitasi dengan baik oleh Polri, kampus, dan pemangku kepentingan lainnya. “Tantangannya adalah bagaimana memulainya dan menjaga momentum sosial ini agar tetap menjadi energi yang tidak pernah padam,” tegasnya.
Penerapan Polmas Kawasan Pendidikan
Sebelumnya, Irjenpol. Profesor Doktor Chryshnanda Dwilaksana, M.Si, menyatakan bahwa penerapan Polmas di lingkungan pendidikan adalah langkah yang patut ditiru dan diterapkan di semua lingkungan pendidikan. “Ini adalah langkah pemolisian yang kekinian,” ujarnya.
Polmas Kawasan Pendidikan menempatkan petugas Polmas di lingkungan kampus dan sekolah untuk melaksanakan strategi Polmas. Pemberdayaan semua elemen masyarakat kampus dan sekolah, terutama mahasiswa dan pelajar, bertujuan untuk meningkatkan kesadaran hukum dan budaya patuh hukum. “Dengan bermitra melalui forum kesepakatan bersama, kita bisa menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif,” jelas Irjenpol. Chryshnanda.
Peraturan Kapolri Nomor 1 Tahun 2021 tentang Polmas menggarisbawahi pentingnya kemitraan antara anggota Polri dan masyarakat untuk mendeteksi dan mengidentifikasi permasalahan keamanan serta menemukan solusinya.
Penerapan Polmas di lingkungan pendidikan diharapkan dapat menciptakan keamanan dan kenyamanan yang lebih baik, serta mendukung transformasi sosial yang positif.