Jakarta, Trenzindonesia | Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, menegaskan bahwa seluruh kebijakan pemerintahannya akan selalu berpijak pada prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar (UUD) 1945.
Hal ini disampaikannya dalam pidato saat membuka Sarasehan Ekonomi yang digelar di Menara Mandiri, Jakarta Pusat, Selasa (8/4).
“Ekonomi kita adalah berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kita tidak boleh menjual kekayaan negara dengan murah, apalagi kepada bangsa asing. Kita harus menjaga persatuan dan kedaulatan ekonomi,” tegas Presiden Prabowo dalam sambutannya.
Presiden menyampaikan bahwa arah pembangunan ekonomi nasional harus mencerminkan nilai-nilai kekeluargaan, persatuan, kemanusiaan, dan keadilan sosial, sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945. Ia menolak sistem yang membiarkan masyarakat kecil bersaing tidak seimbang dengan kelompok yang lebih kuat.
“Kita tidak mau yang lemah ditinggal. Kita tidak mau yang miskin disuruh bersaing dengan yang kuat. Semua kebijakan kita harus menuju pada keadilan sosial,” ujarnya.
Dengan nada tegas dan penuh semangat, Presiden menekankan bahwa ekonomi nasional tidak boleh menjadi alat bagi segelintir pihak, melainkan harus berpihak pada rakyat banyak dan menjaga kedaulatan bangsa.
Dalam enam bulan pertama masa pemerintahannya, Presiden Prabowo menegaskan pentingnya komunikasi yang transparan dan efektif kepada publik. Ia menyebut bahwa dirinya tidak ingin berbicara tanpa dasar.
“Saya enggan bicara tanpa bukti nyata. Semua kebijakan harus berbasis pada kinerja dan hasil konkrit (evidence-based performance). Saya ingin dinilai dari prestasi, pengabdian, dan niat baik, bukan janji,” jelasnya.
Ia juga mengajak seluruh jajaran pemerintahan untuk bekerja dengan orientasi hasil dan dedikasi penuh kepada rakyat.
Presiden Prabowo turut menyampaikan komitmennya terhadap agenda Sustainable Development Goals (SDGs) yang dicanangkan oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Ia menyebut swasembada pangan, energi, dan air sebagai fokus utama dalam mewujudkan ketahanan nasional dan kesejahteraan rakyat.
“Swasembada pangan adalah sasaran kita. Begitu juga dengan energi dan air. Kita butuh industrialisasi agar nilai tambah tetap di republik ini. Tidak boleh lagi kita hanya menjual bahan mentah ke luar negeri,” papar Presiden.
Melalui pidato ini, Presiden Prabowo mengirimkan pesan kuat bahwa Indonesia akan berdiri tegak dengan prinsip yang jelas: kedaulatan ekonomi, keadilan sosial, dan pembangunan berkelanjutan. Ia bertekad membangun masa depan Indonesia dengan langkah nyata, berbasis data, dan selalu berpihak pada rakyat. (Da_Bon/Fjr) | Foto: istimewa