Para pemain, sutradara dan produser film “GJLS: Ibuku Ibu-Ibu”
Jakarta, Trenzindonesia.com | Sutradara Monty Tiwa kembali menghadirkan terobosan segar dalam dunia perfilman Indonesia lewat film terbarunya, “GJLS: Ibuku Ibu-Ibu“. Mengusung komedi absurd dengan teknik penyutradaraan unik, film ini menggabungkan bloopers dan interaksi langsung antara pemain dengan sutradara—sebuah formula yang belum pernah ada dalam teori film konvensional.
Komedi “Scientific” dengan Sentuhan Monty Tiwa

Monty Tiwa, yang telah malang melintang di industri film selama 25 tahun, mengaku film ini adalah tantangan kreatif terbesarnya. “Kalau GJLS enggak diikat alur yang tepat selama 90 menit, bisa bikin penonton bingung. Tugas saya adalah memastikan penonton yang belum kenal mereka tetap terhibur,” ujar Monty dalam konferensi pers pemutaran terbatas di Senayan, Jakarta.
Ia menjelaskan, “GJLS: Ibuku Ibu-Ibu” bukan sekadar komedi biasa, tapi sebuah “scientific comedy”, genre baru yang diklaim punya formula humor pasti, layaknya ilmu eksak.
Trio GJLS yang beranggotakan Rigen Rakelna, Ananta Rispo, dan Hifdzi Khoir yang sebelumnya populer lewat podcast dan panggung komedi, kini siap menghibur penonton layar lebar.
Breaking the Fourth Wall dengan Cara Ekstrem

Monty mengungkapkan, film ini menantang konvensi penyutradaraan. “Biasanya ada teori breaking the fourth wall, di mana karakter berbicara langsung ke penonton. Tapi di sini, pemain bahkan ngobrol dengan sutradara—ini belum ada teorinya!” katanya sambil tertawa.
Dengan pendekatan ini, Monty ingin memastikan GJLS menjadi pusat perhatian. “Saya bilang ke mereka, ini film GJLS yang ada Monty-nya, bukan film Monty yang ada GJLS-nya. Saya siapkan panggung buat mereka,” ucapnya.
Dukungan Bintang Tamu dan Harapan Menjadi Legenda Komedi

Film produksi rumah produksi Mendadak Dangdut (2025) ini juga menampilkan deretan bintang ternama seperti Bucek, Nadya Arina, Reynavenzka Deyandra, dan Luna Maya. Tak ketinggalan, kameo dari Maxime Bouttier dan Umay Shahab turut memperkaya unsur komedinya.
Ananta Rispo, salah satu personel GJLS, berharap grupnya bisa mengikuti jejak legenda komedi Indonesia seperti Warkop DKI. “Harapannya GJLS bisa seperti Warkop, terutama soal banyak filmnya,” ujarnya.
Proses Syuting Penuh Tawa dan Tantangan
Meski proses pembuatan film terasa menyenangkan, trio GJLS mengaku kesulitan saat harus serius di adegan drama. “Kami sudah terbiasa bercanda, jadi susah banget tahan tawa pas syuting adegan tegang,” kata Rigen.
Film yang dijadwalkan tayang 12 Juni 2025 ini bukan sekadar proyek bisnis, melainkan karya yang lahir dari kecintaan mereka pada dunia hiburan. “Kita bikin cuma buat seneng-seneng, tapi akhirnya bisa sampai sini. Ini momen yang kami tunggu-tunggu,” tutur mereka penuh semangat.