Angkat Cerita Desa dengan Sentuhan Budaya
Sukabumi, Trenzindonesia | Setelah sukses menggelar Lomba One Village One Story (OVOS) di beberapa kabupaten di Pulau Jawa, Yayasan Duta Pariwisata dan Kebudayaan Indonesia (YDPDKI) kini membawa program unggulannya ke Pulau Sumatera.
Tepatnya, OVOS akan digelar di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau, berkolaborasi dengan Lembaga Adat Melayu Riau Badan Perwakilan Jakarta.
“Kami bersama Lembaga Adat Melayu Riau sepakat memajukan kebudayaan tingkat desa dengan menampilkan cerita, keunikan, dan eksotisme desa dalam bentuk karya seni budaya yang berkarakter,” ujar Ketua YDPDKI, Tiwi Wartawani, saat ditemui media di Sukabumi, Senin (20/1/2025).
Ciri Khas OVOS: Membawa Desa ke Panggung Nasional
Tiwi menjelaskan bahwa OVOS memiliki tiga karakteristik utama yang menjadi landasan lomba ini:
Impactful – Memberikan dampak positif dan kesejahteraan bagi siapa saja yang terlibat.
Memorable – Menghasilkan karya yang selalu dikenang, di mana saja.
Sustainable – Menjadi tradisi yang terus diwariskan.
Selain itu, OVOS juga mengembangkan sepuluh objek pemajuan kebudayaan, yaitu:
Tradisi Lisan, Manuskrip, Adat Istiadat, Ritus, Pengetahuan Tradisional, Teknologi Tradisional, Seni, Bahasa, Permainan Rakyat, dan Olahraga Tradisional.
“Kami berharap masyarakat desa makin memahami potensi daerahnya untuk dikembangkan lebih lanjut, sehingga dapat diangkat ke tingkat nasional,” lanjut Tiwi, yang sebelumnya sukses menggelar OVOS di Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah.
Wakil Ketua Lomba OVOS Kabupaten Kampar, H. Munasir Ma’adab, S.E., M.M., atau yang dikenal sebagai Datuk Panglimo Kampar, turut mendukung penuh kegiatan ini.
“Menurut kami, OVOS adalah kegiatan positif yang bisa memajukan dan mengembangkan potensi desa agar dikenal di tingkat nasional,” ungkapnya.
Jadwal dan Pendaftaran
Pendaftaran lomba OVOS di Kabupaten Kampar sudah dibuka sejak 1 Januari 2025 dan akan ditutup pada akhir Maret 2025. Proses lomba sendiri dijadwalkan berlangsung pada April 2025.
“Melalui OVOS, kami ingin membawa desa-desa di Kampar tidak hanya mengenali potensi lokal mereka, tetapi juga membuatnya dikenal secara lebih luas,” tutup Tiwi dengan optimisme. (PR/Fjr) | Foto: Byl