BATAM, Trenzindonesia | Kota Batam memiliki luas sekitar 4.580 kilometer persegi, dengan luas daratan sekitar 1.035 kilometer persegi dan luas lautan sekitar 3.545 kilometer persegi.
Dengan gambaran luas tersebut, dapat dikatakan bahwa sekitar 77 persen dari Kota Batam adalah lautan.
Keadaan geografis Kota Batam yang dikelilingi lautan dan memiliki 329 pulau menjadi keuntungan tersendiri. Potensi sumber daya perikanan tangkap di wilayah ini sangat melimpah. Hal ini ditegaskan oleh Kompol Haris Lambey, seorang tokoh muda pemerhati maritim dan juga seorang polisi, dalam keterangan pers tertulisnya kepada trenzindonesia pada Jumat (7/7/2023).
Haris mengutip pendapat Sekretaris Daerah (Sekda) Batam yang menyatakan bahwa Kota Batam, Kepulauan Riau, memiliki potensi besar di sektor perikanan. Bahkan, telah terbentuk Kelompok Usaha Bersama (KUB) Perikanan Tangkap sebanyak 6.501 kelompok, serta terdapat sekitar 15.875 Rumah Tangga Perikanan Tangkap di Kota Batam.
“Dengan jumlah sebesar itu, sangat disayangkan jika sektor maritim tidak dioptimalkan. Pemerintah daerah bersama stakeholder lain harus bekerja sama untuk mewujudkan Batam menjadi lumbung ikan nasional,” ujar Haris.
Namun, Haris juga menyadari bahwa mewujudkan hal tersebut bukanlah perkara yang mudah. “Diperlukan prasarana dan sarana penangkapan ikan bagi nelayan. Fasilitas dan bantuan kepada nelayan tradisional sangat diperlukan. Misalnya, memberikan kemudahan fasilitas kapal motor di atas 5 GT agar nelayan dapat mendapatkan ikan yang lebih banyak,” kata Haris.
Selain itu, Haris juga menyarankan untuk memperhatikan penambahan fasilitas di lokasi pelabuhan dan pelelangan, termasuk gudang pendingin, agar hasil tangkapan ikan dari para nelayan dapat lebih awet hingga sampai ke konsumen.
Potensi maritim lain yang dapat meningkatkan pendapatan daerah Batam adalah sektor pariwisata bahari. Batam memiliki banyak lokasi bahari yang dapat dijadikan destinasi wisata bagi wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah satu contohnya adalah wisata hutan mangrove. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, mendukung dua lokasi hutan mangrove di Kampung Terih dan Bakau Serip Nongsa Pandang Tak Jemu untuk masuk dalam 50 besar Anugerah Wisata Indonesia (ADWI) 2022.
Untuk mendukung sektor pariwisata bahari, perlu dipercepat pembangunan infrastruktur di kawasan-kawasan wisata. Hal ini juga akan berdampak pada pemerataan pembangunan ekonomi di daerah, tambah Haris.
Ditinjau dari segi geografis, Kota Batam terletak pada jalur pelayaran internasional yang sangat sibuk di dunia. Selain itu, letaknya yang berdekatan dengan negara tetangga Singapura, hanya sekitar 20 kilometer, juga menjadi potensi besar. Keberadaan pelabuhan di Kota Batam memiliki potensi untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) mengingat banyaknya kapal pengangkut yang melintasi wilayah Batam, pungkas Haris. (PAM/Fjr) | Foto: Istimewa